Laporan Praktikum Desain Basis Data "Fungsi PL/PgSQL dan Trigger"

BAB I
DASAR TEORI


PL/pgSQL adalah procedural language yang loadable (dapat langsung digunakan tanpa restart server) pada sistem database PostgreSQL. PL/pgSQL didesain dengan tujuan supaya kita dapat membuat sebuah procedural language yang:

dapat dipakai untuk membuat function atau trigger
dapat menambahkan sruktur kontrol pada bahasa SQL
dapat melakukan komputasi kompleks
semua type, function, dan operator yang didefinisikan user (buatan anda sendiri atau orang lain) dapat diturunkan (inherit)
dapat dipercaya oleh server
mudah digunakan
Function yang telah anda buat menggunakan PL/pgSQL dapat digunakan sebagaimana function bawaan yang sudah ada. Misalnya, anda dapat membuat fungsi komputasi kondisional yang kompleks, kemudian menggunakannya untuk membuat operator atau menggunakannya untuk membuat index.

Keuntungan menggunakan PL/pgSQL

SQL merupakan bahasa yang digunakan PostgreSQL, dan begitu pula sebagian besar sistem database relasional (RDBMS: Relational Dtabase Management System) juga menggunakanSQL sebagai bahasa query. Bahasa ini begitu portable (dapat dipakai dimana saja, dan tentu ada sedikit perbedaan antar RDBMS) dan mudah dipelajari.

Namun, setiap pernyataan SQL harus dijalankan secara terpisah oleh server database. Artinya, setiap aplikasi client anda harus mengirimkan setiap perintah SQL pada server satu per satu. Seletah mengirim 1 perintah SQL, client menunggu hasil prosesnya, kemudian menerima hasilnya dan memroses hasil tersebut. Client kemudian melakukan komputasi selanjutnya, dan kemudian mengirim pernyataan SQL berikutnya pada server. Begitu seterusnya. Hal ini tentu menimbulkan beban komunikasi antara server dan client, yang tentu akan menimbulkan beban jaringan, utamanya jika client dan server database anda terpisah.

Dengan menggunakan PL/pgSQL anda dapat mengelompokkan sebuah blok komputasi atau serangkaian query langsung didalam server, yang tentu saja anda memanfaatkan keunggulan procedural language dan kemudahan penggunaan SQL, sekaligus menghemat ongkos komunikasi dan beban jaringan.

beban komunikasi dari server ke client dan sebaliknya dihilangkan

client tidak perlu menerima hasil/data pada saat proses berlangsung, cukup menerima hasil akhir dari proses tersebut, dan siap digunakan untuk proses komputasi berikutnya

dapat mencegah pengiriman query dari client ke server berulang-ulang, karena function dijalankan di sisi server

Hal ini tentu saja meningkatkan performa aplikasi anda secara signifikan. Dalam membuat function menggunakan PL/pgSQL, anda dapat menggunakan tipe data, operator, dan function pada SQL.

Tipe data parameter dan hasil yang didukung

Function yang dibuat dari PL/pgSQL dapat menerima parameter dalam bentuk skalar apa saja (integrer, char, float, dsb) maupun array yang didukung server, dan dapat pula mengembalikan nilai/hasil dengan tipe data tersebut. Function ini juga dapat menerima parameter dan mengembalikan nilai dengan tipe data komposit (tipe row). Function ini juga dapat mengembalikan nilai berupa record yang kolomnya sesuai dengan query yang dijalankan. Function yang dibuat dari PL/pgSQL juga dapat menerima parameter dan mengembalikan nilai bertipe polymorphic (anyelement, anyarray, dsb).

Function dari PL/pgSQL juga dapat dideklarasikan untuk mengembalikan nilai berupa sebuah set atau tabel. Dengan demikian fungsi ini dapat memberikan hasil dengan menjalankan perintah RETURN NEXT untuk setiap elemen dalam 1 record hasil query, atau menggunakan RETURN QUERY untuk mendapatkan semua hasil query.

Function ini juga dapat dideklarasikan untuk menghasilkan nilai void jika anda menghendaki function ini tidak mengembalikan apa-apa.

Function ini juga memiliki kemampuan untuk menerima parameter dengan tipe data berupa output, sehingga anda tidak perlu memberi perintah secara eksplisit untuk mengembalikan sebuah nilai dari suatu function. Ini seringkali berguna jika anda ingin mengembalikan beberapa nilai sekaligus.

function anda yang pertama
Pada bagian ini anda akan saya ajak untuk membuat function, tentu saja function anda yang pertama. Pertama anda harus memiliki software-software yang dibutuhkan. Jika anda meggunakan windows, ada cukup perlu master installer PostgreSQL yang didalamnya sudah memasukkan server PostgreSQL dan aplikasi (client) manajemen database PgAdmin. Jika anda menggunakan linux, gunakan server PostgreSQL dan PgAdmin sesuai dengan distribusi/distro yang anda gunakan. Saya menggunakan PostgreSQL 8.3 dan PgAdmin 1.8.

Buatlah sebuah database untuk mempraktekkan contoh-contoh yang akan saya tampilkan. Buat database baru dengan nama contohplsql. Kemudian jalankan script SQL yang dapat di-download disini, pada database tersebut. Jika sukses, database contohplsql akan memiliki 3 tabel (nama, alamat, negara) dan 2 function (uuid_generate_v4, get_uuid). Kedua function ini hanya digunakan untuk meng-generate primary key pada tiap-tiap record menggunakan algoritma UUID. Klik disini untuk informasi lebih lanjut tentang UUID.

Melalui PgAdmi, masuklah pada database contohplsql, kemudian buka window baru untuk menuliskan script SQL.

[gambar 1]

[gambar 2]

Kemudian tuliskan kode berikut:

CREATE FUNCTION somefunc() RETURNS integer AS $$

<< outerblock >>

DECLARE

quantity integer := 30;

BEGIN

RAISE NOTICE ‘Quantity here is %’, quantity; — mencetak 30

quantity := 50;

/* Create a subblock */

DECLARE

quantity integer := 80;

BEGIN

RAISE NOTICE ‘Quantity here is %’, quantity; — mencetak 80

RAISE NOTICE ‘Outer quantity here is %’, outerblock.quantity; — mencetak 50

END;

RAISE NOTICE ‘Quantity here is %’, quantity; — mencetak 50

RETURN quantity;

END outerblock;

$$ LANGUAGE plpgsql;


Jalankan kode tersebut, anda baru saja membuat function anda yang pertama, dengan nama somefunc. Kemudian panggillah function yang baru saja anda buat dengan menjalankan perintah berikut:

SELECT * FROM somefunc()

Maka anda akan mendapatkan hasil berupa return value bertipe integer bernilai 50. Selamat! Anda baru saja berhasil membuat function.

struktur pl/pgsql
PL/pgSQL merupakan bahasa yang dibangun dari blok-blok. Syntax lengkap untuk mendefinisikan sebuah function harus membentuk sebuah blok. Sebuah blok didefinisikan sebagai berikut:

[<>]

[DECLARE

declaration]

BEGIN

statement

END [label];

Pada function pertama yang sudah anda buat tedapat blok yang bernama outerblock. Karena dia didefinisikan dibagian atas, blok ini melingkupi seluruh function. Didalam blok outerblock terdapat blok yang tidak diberi nama (jadi block sebenarnya ditandai dari adanya BEGIN dan END). Setiap deklarasi dan setiap statement dalam sebuah blok harus diakhiri dengan titik koma (;). Sebuah blok yang berada dalam blok lain, tanda titik koma harus ada setelah END. Khusus untuk blok yang menandakan badan function (mencakup keseluruhan isi function) tidak perlu titik koma.

Label hanya diperlukan untuk menandai sebuah blok jika anda menggunakan statement EXIT, atau untuk menandai nama variable yang sifatnya lokal di dalam blok tersebut. Label yang diberikan harus cocok antara yang ada di bagian BEGIN dan END. Pada function contohplsql, block outerblock diakhiri dengan END outerblock;

Semua kata kunci (key word) dibedakan huruf besar/kecil. Identifier secara implisit dikonvesi menjadi huruf kecil, kecuali yang telah diberi petik ganda, sama seperti SQL pada umumnya.

Ada 2 cara untuk menuliskan komentar pada PL/pgSQL. Pertama menggunakan awalan double dash (–), kedua menggunakan awalan /* dan akhiran */.

Setiap statement dalam sesi statement pada sebuah blok dapat ditempatkan pada sebuah sub-blok. Pembuatan sub-blok bisa didasarkan pada logika pemrograman maupun untuk tujuan melokalisir variable. Namun, anda masih bisa mengakses varible diluar blok dengan jalan menggunakan nama label blok tersebut. Perhatikan function pertama yang sudah anda buat. Blok bagian luar bernama outerblock, sedangkan didalam blok ini terdapat sub-blok yang tidak diberi nama. Pada contoh ini, sub-blok digunakna untuk melokalisir varible. Didalam sub-blok ini terdapat variable quantity, dimana namanya sama dengan variable pada blok induknya. Namun karena posisinya berbeda blok, kedua variable ini berbeda. Untuk mengakses variable quantity pada sub-blok cukup menggunakan quantity saja, sementara untuk quantity yang berada pada blok induk harus menggunakan outerblock.quantity.

Catatan: Pada function pertama yang sudah anda buat sebenarnya tedapat blok diluar semua blok yang telah didefinisikan. Blok ini dibuat oleh server secara implisit dan mencakup semua bagian dari blok-blok yang telah anda buat. Blok ini memiliki nama yang sama dengan nama function. Jadi, sebenarnya pada blok inilah anda mendeklarasikan parameter function, begitu juga varible spesial lainnya seperti FOUND. Dengan demikian anda dapat mengakses nama parameter dan variable khusus lainnya menggunakan nama function ini.

Penting untuk memahami dan tidak bingung akan penggunaan BEGIN/END sebagai blok dan sebagai transaction. Pada PL/pgSQL pernyataan BEGIN/END hanya digunakan untuk pengelompokan saja, dia tidak bisa start/commit sebuah transaction. Namun, sebuah blok yang didalamnya terdapat klausa EXCEPTION akan membentuk susunan blok tertentu dimana sebuah rangkaian statement didalamnya dapat di-roll back tanpa mempengaruhi perintah-perintah di blok lain.

Declaration

Semua variable yang digunakan dalam blok harus dideklarasikan dalam bagian deklarasi pada blok tersebut. (Kecuali varible yang digunakan dalam iterasi LOOP, yang akan dideklarasikan secara otomatis sebagai integer). PL/pgSQL dapat memiliki tipe variable sebagaimana yang dimiliki SQL, seperti integer, char, maupun varchar.

Pada function somefunc dideklarasikan 1 variable bernama quantity pada outerblock, dan 1 variable bernama quantity pada sub-blok. Berikut adalah contoh deklarasi variable:

user_id integer;

quantity numeric(5);

url varchar;

myrow tablename%ROWTYPE;

myfield tablename.columnname%TYPE;

arow RECORD;

Syntax umum untuk mendeklarasikan variable adalah sebagai berikut:

name [ CONSTANT ] type [ NOT NULL ] [ { DEFAULT | := } expression ];

Jika dalam deklarasi varible terdapat klausa DEFAULT, maka value awal akan dimasukkan ke dalam variable tersebut. Namun, jika tidak ada klausa DEFAULT, nilaia awal yang dimasukkan dalam variable tersebut adalah SQL NULL. Klausa CONSTANT membuat nilai variable ini selalu tetap, sehingga jika terjadi perintah pengisian nilai pada variable ini akan terjadi error. Klausa NOT NULL membuat pengisian SQL NULL pada variable ini error. Oleh karena itu, jika terdapat salah satu saja dari kedua properti ini, maka sebuah variable harus memiliki klausa DEFAULT. Khusus untuk klausa NOT NULL, nilai awal yang dimasukkan tidak boleh NULL.

Klausa DEFAULT dijalankan setiap kali blok tersebut dijalankan, jadi tidak hanya saat function di-compile. Contoh, jika anda mendefinisikan varible bertipe DATE, kemudian diisi dengan nilai default NOW(), maka isi varible tersebut akan berubah setiap blok dijalankan, bukan hanya saat pertama kali function ini di-compile.

Contoh penggunaan klausa DEFAULT dan CONSTANT:

quantity integer DEFAULT 32;

url varchar := ‘http://mysite.com';

user_id CONSTANT integer := 10;

Alias untuk Parameter Fungsi


Alias digunakan untuk memberikan nama pada parameter fungsi. Secara default nama parameter adalah angka yang urut sesuai definisi paramter fungsi. Perhatikan contoh berikut:

CREATE FUNCTION somefunc(integer, varchar) RETURNS integer AS $$

Pada contoh diatas, terdapat 2 parameter pada function somefunc, keduanya berturut-turut bertipe integer dan varchar. Secara default kedua parameter tersebut berturut-turut bernama $1 dan $2. Penamaan semacam ini, pada kasus tertentu, menyulitkan anda dalam membuat dan membaca kode function. Untuk itu diperlukan penamaan parameter yang mencerminkan penggunaan parameter tersebut. Proses penamaan ini disebut dengan alias.

Terdapat 2 cara membuat alias pada parameter function. Perhatikan 2 contoh berikut:

CREATE FUNCTION instr(varchar, integer) RETURNS integer AS $$

DECLARE

v_string ALIAS FOR $1;

index ALIAS FOR $2;

BEGIN

– some computations using v_string and index here

END;

$$ LANGUAGE plpgsql;

CREATE FUNCTION sales_tax(subtotal real, OUT tax real) AS $$

BEGIN

tax := subtotal * 0.06;

END;

$$ LANGUAGE plpgsql

Pada contoh pertama, alias dilaksanakan pada bagian deklarasi function. Sedangkan pada contoh kedua, alias dilaksanakan saat pendefinisian parameter. Kedua contoh diatas tidak sepenuhnya identik. Pada contoh kedua, kita dapat membuat referensi sales_tax.subtotal, sedangkan pada contoh pertama fitur ini tidak ada. Hal ini disebabkan karena PL/pgSQL akan membuatkan label khusus secara implisit yang melingkup semua isi function dengan nama label sama dengan nama function, sehingga sales_tax.total nampak pada label ini, sedangkan pada contoh kedua alias parameter berada pada label yang berbeda.

Pada kasus parameter dan return function yang bertipe polymorphic, PL/pgSQL akan secara otomatis membuat variable bernama $0 yang akan menjadi tipe data aktual dari return function tersebut. Ini dapat digunakan sebagai variable yang dapat menampung nilai return dari suatu function, meski kadang ini tidak diperlukan. Selanjutnya, variable ini dapat diberi alias seperti parameter, yang telah dijelaskan sebelumnya. Perhatikan contoh berikut:

CREATE FUNCTION add_three_values(v1 anyelement, v2 anyelement, v3 anyelement)

RETURNS anyelement AS $$

DECLARE

result ALIAS FOR $0;

BEGIN

result := v1 + v2 + v3;

RETURN result;

END;

$$ LANGUAGE plpgsql;

CREATE FUNCTION add_three_values(v1 anyelement, v2 anyelement, v3 anyelement,

OUT sum anyelement)

AS $$

BEGIN

sum := v1 + v2 + v3;

END;

$$ LANGUAGE plpgsql;

Pada contoh pertama, alias dilaksanakan pada bagian deklarasi function. Pada contoh kedua, alias dilaksanakan pada pendefinisian parameter.

Menyalin Tipe Data

variable%TYPE

Anda dapat mendefinisikan sebuah variable dengan tipe data yang dinamis, artinya tipe data variable tersebut dapat berubah saat function dijalankan (on the fly). Tipe data seperti ini banyak dibutuhkan jika anda ingin membuat variable yang menampung data dari sebuah kolom pada suatu tabel. %TYPE akan menyajikan tipe data atau tipe kolom pada sebuah tabel. Jika anda ingin membuat variable yang bernama user_id dan digunakan untuk menampung nilai kolom user_id pada tabel user, maka syntax yang digunakan adalah:

user_id user.user_id%TYPE;

Jika kolom user_id bertipe integer maka variable user_id juga beritipe integer. Jika dikemudian hari anda mengubah kolom ini sehingga bertipe float, maka variable user_id juga akan bertipe float, tanpa harus mengganti function ini.

Row Type

name tablename%ROWTYPE;

name composite_type_name;


Sebuah variable komposit adalah variable row (atau variable row-type). Sebuah variable row dapat menampung nilai dari seluruh kolom hasil perintah select. Setiap kolom dapat diakses menggunakan tanda dot (.), misalnya: variablerow.namafield.

Triger

Trigger digunakan untuk menyisipkan sebuah fungsi pada saat suatu record di-INSERT, UPDATE dan DELETE. Trigger sangat ideal untuk mengecek atau memodifikasi sebuah data pada kolom sebelum dimasukkan ke dalam database, sehingga sebuah fungsi dapat dipanggil setiap saat secara otomatis ketika sebuah row akan dimodifikasi. Ciri khas dari fungsi yang diperuntukkan untuk trigger adalah menghasilkan output bertipe OPAQUE. Tipe opaque adalah sebuah tipe yang menginformasikan pada database bahwa fungsi tersebut tidak menghasilkan satu dari tipe data yang ditetapkan SQL dan tidak secara langsung dapat digunakan dalam statemen SQL. Language (bahasa) PL/PGSQL dapat digunakan untuk trigger procedure, fungsi untuk trigger ini memiliki beberapa variabel khusus yang terdeklarasi secara otomatis. Variabel tersebut antara lain:
• NEW: Variabel yang berisi nilai baru suatu record pada saat INSERT atau UPDATE,
bertipe RECORD.
• OLD: Variabel yang berisi nilai lama suatu record pada saat UPDATE atau DELETE,
juga bertipe RECORD.

Berikut ini beberapa contoh penggunaan fungsi sebagai trigger procedure:
Contoh : trigger berikut ini memastikan isi field atau kolom nama pada tabel anggota selalu huruf besar.

langkah pertama buatlah fungsinya terlebih dahulu :
db_personal=> CREATE FUNCTION tes_trigger()
db_personal-> RETURNS opaque
db_personal-> AS 'BEGIN
db_personal'> NEW.nama := UPPER(NEW.nama);
db_personal'> RETURN NEW;
db_personal'> END;'
db_personal-> LANGUAGE 'plpgsql';
CREATE

Kemudian lanjutkan dengan pembuatan trigger yang berfungsi untuk memanggil fungsi secara otomatis ketika kita melakukan INSERT ataupun UPDATE pada tabel anggota.

db_personal=> CREATE TRIGGER tes1_trigger
db_personal-> BEFORE INSERT
db_personal-> ON anggota
db_personal-> FOR EACH ROW
db_personal-> EXECUTE PROCEDURE tes_trigger();
CREATE

cobalah INSERT beberapa data ke dalam tabel anggota:

db_personal=> INSERT INTO anggota (id, nama)
db_personal-> VALUES (26, 'andhie');
INSERT 70831 1
db_personal=> INSERT INTO anggota
db_personal-> VALUES (83, 'rWatia');
INSERT 70832 1

tampilkan isi dari tabel anggota, hasilnya seperti pada tabel di bawah ini. Jadi setiap data yang kita INSERT walaupun dalam penulisannya menggunakan huruf kecil Primary key namun secara otomatis trigger akan memanggil fungsi yang bertugas untuk mengganti setiap data yang masuk agar hasilnya nanti selalu menjadi huruf besar:

db_personal=> SELECT * FROM anggota;
id | nama
--------+-------------
26 | ANDHIE
83 | RWATIA
(2 rows)

PADA MYSQL

Stored Function

Dalam database server ada 2 ketegori fungsi:
(1) fungsi aggregate adalah fungsi fungsi bawaan yang terdapat pada sistem database tersebut,
(2) fungsi yang diciptakan oleh user sendiri.

Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menciptakan, dang menggunakan fungsi yang dibuat oleh user sendiri. Cara kerja fungsi fungsi “>hampir sama dengan Stored Procedure, namun fungsi mempunyai ada yang parameter masukan ada yang tidak. Selain parameter fungsi mengembalikan nilai balik lewat perintah RETURN.

DELIMITER $$
CREATE FUNCTION nama_fungsi (parameter[,...])
            RETURNS tipe_data_nilai_balik
            /* COMMENT keterangan_string */
            BEGIN
            Deklasi variabel;
isi_perintah_fungsi;
RETRUN data_nilai_balik;
END$$
DELIMITER ;

Cara menciptakan function,
Klik function, Klik kanan mouse
Pilih dan Klik Create Function
Fungsi dengan parameter
Yaitu fungsi yang memiliki parameter untuk pemanggilan fungsi pada select[3]
Fungsi dengan Operator
Yaitu fungsi yang didalamnya terdapat operator perhitungan
Fungsi Dikombinasikan dengan SELECT

·                 Secara umum penulisan program dalam fungsi menggunakan bahasa PL/SQL, yaitu standar behasa SQL. Oleh karena itu dalam fungsi dapat melibatkan perintah SELECT, INTO, FROM, WHERE dan lainya.  Sebagai contoh untuk mencari nama dengan peritah SELECT nama FROM mhs WHERE no_mhs=’055410002′
·                 Kemudian perintah ini akan dikombinasikan kedalam fungsi, misal nama fungsinya diberi nama get_nama(no_mhs);

Trigger sering digunakan, antara lain untuk:
o    Melakukan update data otomatis jika terjadi perubahan. Contohnya adalah dalam sistem penjualan, jika dientri barang baru maka stock akan bertambah secara otomatis.
o              Trigger dapat digunakan untuk mengimplementasikan suatu sistem log. Setiap terjadi perubahan, secara otomatis akan menyimpan ke tabel log.
o    Trigger dapat digunakan untuk melakukan validasi dan verifikasi data sebelum data tersebut disimpan.

Membuat Trigger Baru
Berikut ini bentuk umum perintah untuk membuat triggers:

CREATE TRIGGER name
[BEFORE|AFTER] [INSERT|UPDATE|DELETE]
ON tablename
FOR EACH ROW statement
Keterangan dari bentuk umum perintah membuat trigger:
o    name, Nama trigger mengikuti peraturan penamaan variabel / identifier dalam MySQL
o    [BEFORE | AFTER] digunakan untuk menentukan kapan proses secara otomatis akan dieksekusi, sebelum atau sesudah proses.
o    [INSERT | UPDATE | DELETE] digunakan untuk menentukan event (proses) yang dijadikan trigger (pemicu) untuk menjalankan perintah-perintah di dalam triggers.
o    tablename, merupakan nama tabel dimana trigger berada.
o    statement, merupakan sekumpulan perintah atau query yang akan secara otomatis dijalankan jika event / proses yang didefinisikan sebelumnya aktif.
Statement atau perintah dalam trigger dapat berupa satu perintah saja, dan dapat juga beberapa perintah sekaligus. Jika terdapat beberapa perintah dalam trigger, maka gunakan perintah BEGIN dan END untuk mengawali dan mengakhiri perintah.
Di dalam statement trigger, kita dapat mengakses record tabel sebelum atau sesudah proses dengan me- nggunakan NEW dan OLD. NEW digunakan untuk mengambil record yang akan diproses (insert atau update), sedangkan OLD digunakan untuk mengakses record yang sudah diproses (update atau delete).
Berikut ini contoh trigger yang akan mencatat aktivitas ke tabel log setiap terjadi proses insert ke tabel pelanggan:
DELIMITER $$
CREATE TRIGGER penjualan.before_insert BEFORE INSERT ON penjualan.pelanggan
FOR EACH ROW BEGIN
INSERT INTO `log` (description, `datetime`, user_id)
VALUES (CONCAT('Insert data ke tabel pelanggan id_plg = ', NEW.id_pelanggan), now(), user());
END;
$$
DELIMITER ;

Menghapus Trigger
Untuk menghapus trigger, dapat menggunakan perintah DROP TRIGGER dengan diikuti dengan nama tabel dan nama triggernya. Berikut ini bentuk umum dan contoh perintah untuk menghapus trigger.

Bentuk umum dan contoh menghapus trigger:
DROP TRIGGER tablename.triggername;
Contoh menghapus trigger bernama ‘before_insert’ yang ada di tabel pelanggan.
DROP TRIGGER penjualan.before_insert;

BAB II
HASIL PRAKTIKUM

a.    Hasil Praktikum PostgreSQL
1.    Membuat fungsi yang berguna untuk mengonversi suhu dari Fahrenheit ke Celcius, dengan rumus. Celcius = ((nilai Fahrenheit-32)/1.8). Dengan query sebagai berikut:
CREATE FUNCTION konversi_suhu (FLOAT) RETURNS FLOAT AS ‘SELECT (($1-32)/1.8);’ LANGUAGE ‘sql’;”. Kemudian untuk mengaplikasikan fungsinya dengan query “SELECT konversi_suhu (32);


2.    Membuat fungsi untuk mencari alamat mahasiswa dengan mengetikkan nama mahasiswanya.Querynya sebagai berikut:
CREATE FUNCTION cari_alamat (VARCHAR); RETURNS VARCHAR AS ‘SELECT alamat_mah FROM MAHASISWA WHERE nama_mah=$1;’ LANGUAGE ‘sql’;”. Kemudian coba gunakan fungsi yang telah dibuat “SELECT cari_alamat (‘binta’);”.


3.    Sekarang kita buat pl/sql untuk menghitung nilai, querynya sebagai berikut:
CREATE FUNCTION hitung_nilai (INTEGER) RETURNS VARCHAR AS ‘DECLARE hasil VARCHAR; BEGIN CASE
WHEN $1 > 100 OR $1 < 0 THEN SELECT INTO hasil ‘’Nilai Salah’’;
WHEN $1 >= 90 THEN SELECT INYO hasil ‘’Nilai A’’;
WHEN $1 >= 70 OR $1 < 90 THEN SELECT INTO hasil ‘’Nilai B’’;
WHEN $1 >= 60 OR $1 < 70 THEN SELECT INTO hasil ‘’Nilai C’’;
WHEN $1 >= 50 OR $1 < 60 THEN SELECT INTO hasil ‘’Nilai D’’;
WHEN $1 >= 0 OR $1 < 50 THEN SELECT INTO hasil ‘’Nilai E’’;
END CASE; RETURN hasil; END;’ LANGUAGE ‘plpgsql’;”. Kemudian coba gunakan pl/sql yang telah dibuat dengan query “SELECT hitung_nilai (101);

4.    Membuat fungsi menggunakan pl/sql untuk menentukan angka ganjil atau genap yang diinputkan, querynya sebagai berikut:
CREATE FUNCTION ganjil_genap (INTEGER) RETURNS VARCHAR AS ‘DECLARE hasil VARCHAR; BEGIN
IF $1%2 = 0 THEN SELECT INTO hasil ‘’genap’’;
ELSIF $1%2 != 0 THEN SELECT INTO hasil ‘’ganjil’’;
END IF; RETURNS hasil; END;’ LANGUAGE ‘plpgsql’;”. Kemudian coba aplikasikan fungsi yang telah dibuat dengan query “SELECT ganjil_genap (23);

5.    Sekarang buat fungsi trigger dengan menambahkan terlebih dahulu kolom modifikasi yang isinya tanggal yang akan berubah setiap terjadi insert atau update, querynya sebagai berikut:
ALTER TABLE mahasiswa ADD COLUMN modifikasi date; (menambah kolom modifikasi)
CREATE FUNCTION modifikasi () RETURNS OPAQUE AS ‘BEGIN new.modifikasi := current_date; RETURN new; END;’ LANGUAGE ‘plpgsql’; (membuat fungsi  terlebih dahulu)
CREATE TRIGGER modifikasi BEFORE INSERT OR UPDATE ON MAHASISWA FOR EACH ROW EXECUTE PROCEDURE modifikasi ();”. Fungsi trigger sudah selesai, sekarang coba aplikasikan dengan query insert “INSERT INTO MAHASISWA values (28,’icis’,’sidoarjo’,’087676767676’,3,’L’);”. Lalu tampilkan tabelnya yang telah diinsertkan.

b.   Hasil Praktikum MySQL
1.    Kita di MySQL harus mensetting delimiter terlebih dahulu. Misal kita pakai delimiter ‘//’

2.    Membuat fungsi yang berguna untuk mengonversi suhu dari Fahrenheit ke Celcius, dengan rumus. Celcius = ((nilai Fahrenheit-32)/1.8). Dengan query sebagai berikut:
create function konversi2 ($1 FLOAT) returns float return (($1-32)/1.8); //”. Aplikasikan fungsinya dengan “select konversi2(36); //

3.    Membuat fungsi untuk mencari alamat mahasiswa dengan mengetikkan nama mahasiswanya.Querynya sebagai berikut:
create function cari_alamat (nama varchar(20)); returns varchar(20) begin declare hasil varchar(20); select alamat_mah into hasil from mahasiswa where nama_mah=nama; return hasil; end;//”. Kemudian coba gunakan fungsi yang telah dibuat “select cari_alamat (‘binta’); //”.

4.    Sekarang kita buat pl/sql untuk menghitung nilai, querynya sebagai berikut:
create function hitung_nilai (nilai integer) returns varchar(15) begin declare hasil varchar(15);
if nilai>100 or nilai<0 then select “Nilai Salah” into hasil;
elseif nilai>=90 then select “Nilai A” into hasil;
elseif nilai>=70 or nilai<90 then select “Nilai B” into hasil;
elseif nilai>=60 or nilai<70 then select “Nilai C” into hasil;
elseif nilai>=50 or nilai<60 then select “Nilai D” into hasil;
else select “Nilai E” into hasil;
end if; return hasil; end; //”. Kemudian coba gunakan pl/sql yang telah dibuat dengan query “select hitung_nilai (78); //

5.    Membuat fungsi menggunakan pl/sql untuk menentukan angka ganjil atau genap yang diinputkan, querynya sebagai berikut:
create function ganjil_genap (nilai integer) returns varchar(20) begin declare hasil varchar(20);
if nilai%2=0 then select “Genap” into hasil;
else select “Ganjil” into hasil; end if; return hasil; end; //”. Kemudian coba aplikasikan fungsi yang telah dibuat dengan query “select  ganjil_genap (44);

6.    Sekarang buat fungsi trigger dengan menambahkan terlebih dahulu kolom modifikasi yang isinya tanggal yang akan berubah setiap terjadi insert atau update, querynya sebagai berikut:
alter table mahasiswa add column modifikasi date; //” (menambah kolom modifikasi)
create trigger modifikasi_insert before insert on mahasiswa for each row begin set new.modifikasi=sysdate(); end; //”.
create trigger modifikasi_insert before update on mahasiswa for each row begin set new.modifikasi=sysdate(); end; //
 Fungsi trigger sudah selesai, sekarang coba aplikasikan dengan query insert “insert into mahasiswa(nim_mah, nama_mah, alamat_mah, no_telp, id_fak, gender) values (99, ‘kafan’,’jember’,’098989787878’,2,’P’);//”. Lalu coba update data juga “update mahasiswa set nama_mah=’aris’ where nim_mah=7;//” Lalu tampilkan tabelnya yang telah diinsertkan.



             C.    Evaluasi Perbandingan
Banyak perbedaan diantara postgreSQL dan MySQL dalam bab ini, utamanya dalam hal penulisan. Dalam pembuatan fungsi,  MySQL harus diikuti oleh delimiter agar bisa dibuat. Beirkut perbedaannya.
-PostgresSQL 
1. Perlu menuliskan Bahasa yang dipakai seperti pl pgsql.
2. Pada tipe Char atau Varchar tidak perklu diberi ukuran.
3. Tentang percabangan, setelah query if, atau else if serta else maka menggunakan select  into variable (values).
4. Insert seperti biasanya.
      -MySQL 
1. Tidak perlu menuliskan Bahasa yang dipakai dan bisa langsung meng eksekusi query.
2. Pada tipe Char atau Varchar tidak diberi ukuran jika tidak maka akan error.
3. Perlu adanya concat (nilai kembalian di akhir query).
4. Tentang percabangan, setelah query if, atau else if serta else maka menggunakan then return concat (values).
5. Untuk melakukan insert terlebih dahulu mendeklaraskan variabelnya.

BAB III
KESIMPULAN

  1. PL/pgSQL adalah procedural language yang loadable (dapat langsung digunakan tanpa restart server) pada sistem database PostgreSQL.
  2.  PL/pgSQL didesain dengan tujuan supaya kita dapat membuat sebuah procedural language yang:
    • dapat dipakai untuk membuat function atau trigger
    • dapat menambahkan sruktur kontrol pada bahasa SQL
    • dapat melakukan komputasi kompleks
    • semua type, function, dan operator yang didefinisikan user (buatan anda sendiri atau orang lain) dapat diturunkan (inherit)
    • dapat dipercaya oleh server
    • mudah digunakan
  3. Trigger dalam database diartikan sebagai “procedural code that is automatically executed in response to certain events on a particular table or view in a database“. trigger merupakan sekumpulan perintah atau sintaks yang akan secara otomatis dijalankan jika terjadi operasi tertentu dalam tabel atau view.

DAFTAR PUSTAKA

  1. http://wirabumisoftware.wordpress.com/2009/11/22/plpgsql-%E2%80%93-sql-procedural-language/
  2. Modul Praktikum Desain Basis Data
  3. http://www.postgresql.org/docs/9.3/static/plpgsql-implementation.html
Previous
Next Post »

Selamat Datang Di Blog AnimeSubz-Cyber
Thanks for visiting ~

Kalau mau berkomentar ada baiknya baca peraturannya dulu sebelum berkomentar !

Rules:

- Blogger yang baik adalah blogger yang meninggalkan jejak
- Anda komentar, saya komen balik and follow blog anda
- No spam, No flood, No junk, No iklan, N sara,No s*x,
- Jangan menggunakan Live Link !
- Gunakan bahasa yang sopan
- Blog Ini Dofollow jadi Berkomentarlah dengan Sopan!!

Thanks For Your Attention ! ConversionConversion EmoticonEmoticon